Spoiler

"Siapa cerpenis Kalbar?" Tanya Budi Rahman . Kurang dari tiga detik setelah tak ada suara dari mulutnya, saya langsung menjawab,

"Amrin!"

Pertanyaan ini tak susah bagi saya. Bisa saya jawab dengan yakin.

Bukan soal jumlah buku yang ia terbitkan, karena faktanya Amrin memang hanya punya satu judul buku kumpulan cerpen, tapi sungguh ini buku yang powerfull.

Kalau Budi Rahman bertanya lagi siapa saingan Amrin di Kalbar ini, maka jawaban saya adalah "tak ada!"

Tapi pagi itu kami tak sedang membicarakan Amrin semata. Saya, Budi Rahman, dan dua gelas kopi bikinan Asiang, sedang bertemu setelah sekian lama tak jumpa.

Tentu saja, banyak yang kami cakapkan. Namanya juga perkopian pertama setelah sekian lama. Jadi wajar jika banyak topik yang keluar.

Tapi pembicaraan kami mengerucut ke perkara buku. Budi Rahman, sahabat kental, jurnalis kawakan dengan esai esai menggelitiknya kembali akan menerbitkan buku.

Ia tak ingin hanya satu judul buku yang diterbitkannya semasa hidup. Meski satu judul itu fenomenal dan dikenal sepanjang masa, Kutu Kupret.

Sama seperti Amrin. Lelaki pedalaman ini punya bara yang luar biasa untuk kemudian akan lahir karya berikutnya, tak cuma satu judul.

Maka rencana-rencana dibuat. Hitung-hitungan awal dilakukan. Strategi sederhana juga angan angan tentang bakal melegendanya karya ini nanti.

Kutu Kupret akan terus dibicarakan, dan judul baru yang akan terbit nanti pun tak luput dari pembicaraan.

Sosok Budi Rahman tak perlu saya kenalkan ulang. Lelaki ini fenomenal. Cerdas di meja kerja. Kocak di kedai kopi. Sakit yang ia sempat ia derita, seperti lewat begitu saja dengan senda dan canda.

Untuk yang belum kenal, pun saya tak perlu bersusah payah memperkenalkan. Sebentar lagi bukunya terbit. Dan khasanah kesusastraan di Kalbar akan bertambah kaya.

Spoiler sedikit. Bukunya nanti adalah kumpulan cerpen. Tetang kejutan kejutan di dalamnya, jangan sampai engkau ketinggalan berita.

Stay tune dan tetap berkarya

Pontianak, 1 Juli 2022

Berbagi :