Rencana Berikutnya
Pham Ngu Lao Street adalah kawasan backpacker di Saigon. Tak terlalu beda jauh dengan Pub Street di Siem Reap atau Khaosan Road di Bangkok. Atau di tempat-tempat lain. Situasinya sudah dapat dibayangkan. Lorong-lorong jalan. Hostel. Cafe dan resto. Toko-toko yang menjual berbagai macam barang keperluan wisatawan. Tak lupa lalu lalang traveler dari berbagai sudut dunia.
Sehabis sholat magrib dan makan malam saya diantar ke tempat ini. Bukan ingin berlama-lama. Saya hanya perlu memastikan lokasi hostel, antisipasi kalau-kalau saya harus menginap. Sisanya, saya tak terlalu tertarik. Aroma kemaksiatan juga tercium di sini.
Ya di era kapitalistik sekuler ini sudah hukum alamnya sebuah lokasi wisata meski satu paket dengan kemaksiatan. Cari saja di berbagai sudut tempat. Cafe, bar, bir, prostitusi. Dari sinilah income para kapitalis itu berasal. Tak sekadar soal uang, tapi juga rusaknya pemikiran. Liberalisme menjadikan tempat-tempat seperti ini tumbuh subur.
Tak sampai setengah jam saya di sini, melihat-lihat penginapan yang agak jauh dari cafe dan detum suara musik, lalu pergi. Kembali menikmati jalan raya di Saigon yang dipenuhi sepeda motor. Ini malah lebih mengasikkan.
Di sebuah persimpangan ada cafe. Saya masuk ke dalam, memesan teh, naik ke lantai atas. Dari jendela saya menyaksikan sengkarutnya sepeda motor. Seru. Motor-motor itu semrawut di persimpangan. Anehnya tak terjadi kecelakaan. Alah bisa karena biasa.
Saya menghubungi Dong. Karena memang seperti itulah kesepakatannya. Malam hari Dong akan menjemput saya di tengah kota Saigon, kemudian kembali pulang ke rumahnya. Sambil menunggu Dong, saya mulai bikin rencana.
Malam ini adalah malam terakhir menginap di rumah Dong. Selanjutnya saya akan menginap di rumah Nguyen. Sama seperti Dong, saya kontak Nguyen via couch surfing. Nanti jika bertemu dengan Nguyen seperti biasa akan terjadi percakapan awal. Pada saat ini saya akan bertanya lebih detil tentang perkampungan muslim di Vietnam.
Tentu saja saya sudah riset di internet sebelum jejak di tanah ini. Provinsi An Giang. Posisinya di wilayah selatan Vietnam. Berbatasan dengan Kamboja. Para traveler biasanya datang ke sini karena ingin merasakan mengalaman di Delta Mekong.
Di Provinsi An Giang ada beberapa desa yang berpenghuni orang-orang Cham. Mereka muslim. Apakah ada korelasinya dengan kerajaan Champa? Itu yang ingin saya telusuri. Karena memang itu target saya di vietnam ini. Ada bus dengan jurusan Saigon – An Giang. Nanti saya akan tanya Nguyen lebih detil tentang ini.
Ada pesan masuk. Dari Dong. Ia bertanya posisi saya. Tak lama kemudian di datang dengan sepeda motornya.
“How is Saigon?” tanyanya pertama kali.
“Amazing,” jawab saya.
“Apanya yang amazing?” katanya lagi.
"Sepeda motornya."
Lalu kami sama-sama tertawa. Tak lama kemudian ikut bergabung dengan ribuan sepeda motor lainnya pulang ke rumah masing-masing. Besok, kita akan bercerita tentang rencana berikutnya. An Giang sudah menanti.
Salam
Pay Jarot Sujarwo
Ig: @payjarotsujarwo
fb: Pay Jarot Sujarwo
Silakan join di channel telegram untuk cerita lebih lengkap
t.me/payjarot
Posting Komentar untuk "Rencana Berikutnya"