Percakapan yang Seru
Vietnam selatan beriklim tropis. Suhunya hampir sama dengan Indonesia. Panas. Sepanjang pagi saya jalan kaki. Lumayan berkeringat. Beruntung saya kembali sampai di Masjid Dong Du masih awal. Masih sempat istirahat.
Selesai wudhu saya masuk ke area masjid. Tidak langsung masuk ke halaman utama. Tapi memperhatikan sekeliling. Masih sepi. Tak lama kemudian orang-orang mulai berdatangan. Tak hanya orang Vietnam. Tetapi orang dari mana saja. Beberapa wajah dapat saya kenali. Misalnya India, Timur Tengah. Saya lihat juga satu dua orang berwajah Indonesia atau mungkin Malaysia. Sebagian lain tak saya ketahui mereka dari negara mana. Berkulit putih, khas orang-orang Eropa.
Mereka kaum muslimin yang besiap menunaikan sholat jumat. MasyaAllah, masjid ini hampir penuh ketika adzan berkumandang. Ramai juga, batin saya.
Khatib naik mimbar. Khutbah dalam dua bahasa. Pertama khatib berkhutbah dengan bahasa Vietnam. Yang kedua bahasa Melayu. Dugaan saya, orang-orang Melayu khususnya mereka yang dari Malaysia cukup besar perannya dalam dakwah di tanah ini.
Saya teringat dengan seorang yang saya jumpai di Phnom Penh, Kamboja pada perjalanan sebelumnya. Betapa ia bangga sudah berkunjung ke Malaysia. Belajar Islam di sana. Menurutnya ada banyak ulama di Indonesia dan Malaysia tempat belajar.
Air mata saya hampir tumpah. Ia, jauh-jauh belajar Islam dari kamboja ke Malaysia. Lalu kembali ke Kamboja, sebuah negeri dengan jumlah kaum muslimin sebagai minoritas. Dalam kepalanya hanya dakwah. Jika tidak bisa mengislamkan orang, setidaknya membuat orang yang sudah beragama Islam tidak terlalu jauh meninggalkan agamanya.
Lha saya? Puluhan tahun lahir dan besar di tanah relijius bernama Indonesia. Baru ketemu Islam kemarin sore. Ampuni hamba ya Allah.
Di Masjid Dong Du, Vietnam, kerinduan kepada Allah dan RasulNya begitu membara. Andai saja kaum muslimin ini dipersatukan, tak dipisah oleh sekat negara bangsa. Ceritanya akan berbeda.
Seusai sholat orang-orang tak langsung pulang. Mereka bersantai. Di teras, di pelataran, di luar pagar membeli makanan halal, bercakap-cakap, bersenda. Saya menuju teras, bertukar senyum dengan seseorang berwajah nusantara. “Dari Indonesia?” tanya saya. Orang tersebut mengangguk. Kami berkenalan.
Ternyata dia adalah mahasiswa S2 di Jakarta yang sedang penelitian terkait Islam di Asia Tenggara. Sendirian ia backpacking ke Vietnam, Kamboja, Thailand. Ia bertanya tentang rute kepada saya. Saya bertanya tentang pengalamannya selama melakukan penelitian kepadanya
Ini akan jadi pembicaraan yang seru. Batin saya. Seseru apa? Setelah ini ya.
Salam
Pay Jarot Sujarwo
ig: @payjarotsujarwo
fb: Pay Jarot Sujarwo
web: www.payjarotsujarwo.com
Sila join di channel telegram
t.me/payjarot
Posting Komentar untuk "Percakapan yang Seru"