New Perspective
Dong tidak bisa dan tidak mau langsung percaya tentang eksistensi Tuhan. Tak mengapa. Toh kami baru saja jumpa. Tapi ia masih penasaran tentang Islam. Agama yang diketahuinya dari media. Agama yang rasanya begitu mudah membuat pemeluknya meledakkan dirinya di bandara.
“Apakah itu ajaran Islam?”
“No,” jawab saya. Selanjutnya saya ceritakan bahwa informasi yang didapatkannya tentang Islam adalah salah. Sumber informasi itu adalah media.
Berarti Islam bukan agama perang? Tapi kenapa perang berlangsung di middle east? Apakah itu juga salah media?
Saya tak mengatakan bahwa keseluruhannya salah media. Tapi media punya peran tak sekadar memunculkan perang namun juga membangun persepsi masyarakat. Tak hanya soal perang. Juga soal invasi budaya. Ada pihak yang berkepentingan di balik semua itu. Namanya kapitalis.
Mendengar kata kapitalis telinga Dong berdiri. Sebagai lelaki yang didoktrin dengan paham sosialis – komunis sejak bayi ia tak perlu mencerna lama untuk menyetujuinya saat tuduhan biang kerok dari semua ini adalah kapitalis.
Soal Islam yang bukan merupakan agama perang, pada akhirnya dapat dimakluminya. Saya sampaikan, selain agama Islam juga ideologi. Seperti sosialisme – komunis dan juga kapitalisme – Sekuler.
Malam terus naik. Saya masih bersemangat bercerita pada pertemuan perdana ini. Tapi Dong menyarakankan saya untuk istirahat. Besok sepanjang hari saya akan keliling Saigon. Besok sepanjang hari Dong akan bekerja. Jadi, kita cukupkan percakapan sampai di sini.
“Thank for introducing me about Islam. It changed my mind a lot.”
Malam itu berakhir dengan doa, semoga Dong mencari, menemukan, mendapatkan hidayah. Perjalalan baru akan dimulai esok hari. Menelusuri kota Saigon. Kota Paman Ho. Kota yang dengan mudah kita temukan gambar arit dan palu. Merata-rata dimana-mana.
Salam
Pay Jarot Sujarwo
ig: @payjarotsujarwo
fb: Pay Jarot Sujarwo
Blog: www.payjarotsujarwo.com
Sila join di channel telegram:
t.me/payjarot
Posting Komentar untuk "New Perspective"