God Does Exist
Saat landing di Ho Chi Minh City, hari sudah malam. Agar punya tenaga untuk eksploring kota esok harinya maka agenda pertama adalah istirahat. Tapi sangat tidak sopan bagi seorang guest yang sudah diberikan couch oleh host, kemudian nyelonong begitu saja. Tak ada kamus begini bagi traveler.
Saya dan Dong bercakap-cakap di halaman rumahnya. Pemandangannya adalah jalan raya. Setelah basa-basi perkenalan percakapan mulai hangat saat kami berbicara tentang Tuhan. Dong mengaku penasaran kenapa orang berpikir bahwa Tuhan itu ada. Karena saya mengaku beragama Islam, maka Dong meminta aku bercerita tentang Islam.
“Apa fakta tentang Islam yang kamu ketahui?” tanya saya.
“Not Much. Hanya sedikit sekali yang saya lihat di tv dengan intensitas yang jarang sekali. Kadang Islam muncul di TV kalau ada serangan teroris di bandara. Jadi sementara ini hanya itu yang kuketahui. Violent religion. Saya tahu ini tak sepenuhnya benar, tapi fakta inilah yang saya dan hampir seluruh rakyat Vietnam dapatkan,” ujarnya.
Betapa media telah mempengaruhi cara berpikir seseorang. Saya beruntung Dong tidak pro pro amat terhadap media, khususnya televisi. Sebab menurutnya, terlalu kuat control negara sehingga membuat rakyat tak punya keleluasaan berpikir. Itulah komunisme.
Pelan-pelan saya bercerita tentang Islam kepada Dong. Dimulai dengan bantahan bahwa Islam bukan agama kekerasan. Dilanjutkan tentang untuk memahami Islam kita harus menjawab dulu eksistensi Tuhan, sebab dari sana agama, termasuk Islam, berasal.
Dong mengernyitkan dahi. Saya mengerti. Tak mudah baginya menerima perkara ini. Sebab seluruh hidupnya sudah dihabiskan dengan konsep “God does not exist”. Tapi dia tak mau mendebat. Sungguh tuan rumah yang baik. Dia biarkan saya bercerita.
Tuhan itu ada. Dan eksistensinya dapat diterima akal. Buktinya alam semesta ini, bumi yang kita tempati, keteraturan perputarannya. Juga tentang manusia, denyut nadi, aliran darah, dan juga kematian yang pasti.
Hidup kita ini ada creatornya. Ada awal mulanya. Ada akhirnya. Dan itu semua karena adanya Tuhan.
Dong tidak frontal dengan langsung membantah apa yang saya katakana. Tapi saya tahu, mimik wajahnya mengatakan bahwa dia tidak bisa percaya begitu saja.
Ya, tentu saja saya tidak bisa memaksakan. Lagipula memang sulit untuk berdialog dengan seseorang yang berbeda persepsi. Yang berbeda maklumat tsabiqoh.
“Lalu bagaimana tentang Islam?” tanya Dong.
Saya katakan bahwa kita akan sulit untuk bisa memahami Islam jika tidak mengakui keberadaan Tuhan. Sebab Islam itu berasal dari Tuhan. Sekarang bagaimana kamu bisa mempercayai Islam jika tidak mempercayai Tuhan?
Tentu saja cerita ini disampaikan dengan gaya bicara yang santai. Sambil menikmati jus mangga. Sambil menyaksikan hilir mudik pengendara jalan raya. Tentu saja saya tak ingin diusir oleh tuan rumah dihari pertama tiba hanya karena memaksakan bahwa tuhan itu ada dan wajib ada.
Dong sabar mendengarkan. Sesabar kalian yang menantikan cerita ini dilanjutkan setelah ini.
Salam
Pay Jarot Sujarwo
ig: @payjarotsujarwo
fb: Pay Jarot Sujarwo
blog: www.payjarotsujarwo.com
telegram: t.me/payjarot
Posting Komentar untuk "God Does Exist"