Backpacker Anti Mainstream
Sebenarnya saya tidak terlalu clear dengan istilah ini. Apa? Maksudnya melakukan perjalanan miskin dengan cara yang tidak biasa? Ya kalau benar-benar ingin kembali definisi, hampir tiap backpacker itu anti mainstream.
Lalu kenapa harus ada istilah anti mainstream? Dugaan terkuat sebab belakangan backpacking sudah menjadi lifestyle. Semua orang merasa ingin (bahkan sudah) jadi backpacker.
Yang tentu saja ketika perspektifnya adalah lifestyle, sedikit bikin jengah backpacker hakiki. Lalu muncullah istilah backpacker anti mainstream. Gitu kali ya?
Terus kenapa saya pakai jadi judul? Ya biar kalian baca aja tulisan ini. Sungguh, trick yang kuno.
Tapi baik. Mari kita masuk ke pokok perkara. Pada dasarnya saya ingin bercerita tentang pengalaman berkelana. Pengalaman yang bisa jadi banyak orang yang mengalaminya. Tapi bisa jadi juga banyak orang yang belum berkesempatan mengalaminya. Dan sangat ingin mengalaminya.
Nah, tulisan ini ditujukan untuk kalian yang sangat ingin merasakan pengalaman berkelana. Bagi yang sudah pernah, sudah expert, sudah jejak di sudut bumi mana saja, mau leave chat juga boleh. Sebab bisa jadi cerita di paragraf berikutnya menjadi tidak menarik bagi kalian.
Sebelum panjang lebar berbagi cerita. Saya ingin minta doa kepada segenap sanak saudara. Agar saya istiqomah menulis catatan ini.
Sebab ini bukan pertama kalinya saya lakukan. Maksud hati ingin cerita runut tentang perjalanan, tentang pengalaman, ceritanya belum selesai, eh malah berhenti.
Alasannya banyak. Ngurus kerjaan, ngurus anak, ngopi dengan teman-teman, males, dan masih banyak lagi. Semua alasan itu serta merta berperan sangat penting dalam kasus tidak tuntasnya saya sharing pengalaman tentang petualangan.
Hari ini niat itu hadir kembali. Niat menghadirkan kisah-kisah inspiratif yang semoga saja dengan itu dijauhkan dari rasa ujub, tinggi hati, sombong, riya, dan takabur.
Niat yang apabila terlaksana, semoga berbuah pahala dan dapat ridha dari yang punya kuasa.
Untuk itu saya perlu penyemangat. Dari internal, ya saya pribadi.
Tak boleh malas. Harus bikin jadwal rutin. Biar jadi habbit. Istiqomah. Menulis setiap hari. Dari eksternal, ya kalian semua. Pembaca. Bagaimana kita berinteraksi. Bagaimana kalian berikan respon. Bagaimana kritik dan saran. Bagaimana apresiasi yang diberikan. Tentu saja menjadi penyemangat bagi saya untuk melanjutkan cerita.
Karena itu channel ini ada. Doakan bisa update tiap hari.
Bagi kalian yang ingin mengajak siapa saja bergabung ke sini. Terlibat dalam kisah petualangan ini. Wabil khusus mereka yang baru sampai tahap ingin berpetualang. Ajak saja ke sini.
Semoga saja bisa jadi wasilah bagi mereka untuk bisa mewujudkan impian itu. Dan yang tak kalah penting, semoga impian yang terkabul itu bisa diselenggarakan dengan ridha Allah.
Berbuah pahala dan saya juga kebagian pahalanya.
Baik, sudah siap dengan cerita backpacker anti mainstream? Eh salah. Sudah siap dengan cerita petualangan saya? Jangan kemana-mana. Boleh kemana-mana, lalu ajak teman-temannya, terus kembali lagi ke sini.
Salam
Pay Jarot Sujarwo
t.me/payjarot
ig: @payjarotsujarwo
facebook.com/payjarotsujarwo1924
Posting Komentar untuk "Backpacker Anti Mainstream"